3.Persiapan pengelasan
permukaan logam
3.1
Kondisi permukaan pelat yang akan disambung.
Permukaan
logam yang akan di las harus terbebas dari kotoran yang akan menghambat
pencairan di daerah yang akan disambung. Untuk sambungan tumpang dan fillet
agak sulit dibersihkan pada bagian sudut permukaan dan mudah terkontaminasi
oleh zat lain.
Sebelum
dilas permukaan logam dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin sikat baja,
ampelas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan lain-lain.
Mesin sikat baja Zat kimia sikat baja atau sikat wool
Gambar 14 :Jenis alat untuk membersihkan permukaan
Zat kimia
yang digunakan untuk membersihkan permukaan adalah trichlorethylene dan
perchclorethylene,utamanya zat ini untuk membersihkan oli dan gemuk (grease)
Penggunaan
zat kimia dalam membersihkan permukaan logam harus hati-hati, karena cairan zat
ini akan berubah menjadi gas racun, oleh karena itu dalam proses membersihankan
pelat harus memakai alat pengaman khususnya alat penutup sistem pernapasan.
3.2
Memasang peralatan
· Menginstal peralatan
1.
Pilih kabel sekunder yang sesuai dengan arus listrik pengelasan untuk
pengelasan maksimum
2.
Kabel negatip (ground) hubungkan dengan meja kerja mengelas atau dengan
pekerjaan yang dilas, maka arus yang digunakan untuk mengelas akan sepenuhnya
berfungsi.
3.
Hubungkan kabel negatip (ground lead) dari unit pembangkit tenaga (mesin las)
ke meja las.
4.
Hubungkan kabel mulut pembakar (torch) elektroda dengan pembangkit tenaga
(mesin las)
5. Pemasangan conector (penghubung)
gas
Gambar
15 : Pemasangan peralatan las
5. Pemasangan conector (penghubung) gas
a.
Bersihkan lubang katup silinder sampai bersih dan bebaskan dari debu sebelum
regulator dipasang
b.
Masukan ulir regulator ke ulir katup pengeluran gas dari silinder (ulir kanan)
c. Ikuti
petunjuk menurut buku pedoman untuk memasang selag gas dengan regulator
Gambar
16 : Membuka kran katup silinder
3.3
Memasang saluran air pendingin
Gambar 7 : Sistem saluran daya, gas dan air pendingin
Pendinginan dalam
pengelasan dengan TIG digunakan air, air untuk pendinginan ini dilairkan dari saluran yang dipompakan dari instalasi pipa
air atau juga bisa digunakan pompa air tersendiri dan biasanya pompa air ini
sudah merupakan satu unit dengan mesin las.
3.4 Pemilihan kondisi jenis arus listrik.
·
Jenis Arus listrik
Jenis
Alternating Current (AC) atau Arus searah digunakan untuk pengelasan aluminum,
magnesium, logam paduan Al,Mg, nikel, aluminum bronze.
Jenis
Direct Current (DC) atau arus bolak-balik digunakan untuk pengelasan Baja, baja
paduan, stainless steels, tembaga, tembaga paduan, nikel, nikel paduan,
titanium dan logam reaktif lainnya.
·
Tingkatan arus.
Pemilihan
arus pengalasan harus menghasilkan :
a
Cairan las bahan tambah dengan bahan yang dilas berpadu dengan baik.
b.
Penetrasi cairan sangat memadai.
·
Ketepatan dalam pemilihan tingkat arus listrik harus berdasarkan :
a.
bahan yang akan dilas.
b.
Tebal bahan yang akan dilas.
c.
Jenis sambungan.
d.
Posisi pengelasan
e. Jenis
elektroda yang digunakan.
f. Jenis penjepit
(holder) elektroda
3.5
Petunjuk umum pengelasan dengan TIG.
a.
Lengkapi alat keselamatan kerja dan pelajari prosedur cara penanggulangan
apabila terjadi kecelakaan
b.
Periksa kabel ground lead yang dihubungkan dengan meja dan sumber daya
c.
Periksa sistem sambungan –sambungan (conector) saluran yang menghubungkan
terhadap mulut pembakar (torch)
d.
Periksa kekakuan dan kekenyalan selang gas argon, kabel listrik dan selang air
juga yang yang sifatnya menghambat kelancaran aliran
e.
Periksa switched on sumber daya listrik yang ada pada mesin las.
f.
Periksa dan bersihkan katup pengeluaran gas dari silinder argon.
g.
Periksa ukuran nozel gas dan cocokan dengan ukuran mulut pembakar (torch)
h.
Periksa jenis dan diameter elektroda tungsten yang akan dipakai juga kondisi
ujung yang akan dipakai sudutnya dipersiapkan dengan tepat.
i.
Periksa peralatan yang ada keterkaitannya dengan elektroda yang akan
dipergunakan
j.
Atur semua alat ukur penujukan pengelasan untuk perubahan dan setel
kembali yang tepat
k.
Periksa kecepatan aliran gas argon dan atur dengan tepat. Kecepatan aliran gas
harus selalu diperiksa dan disesuaikan dengan aturan yang telah ditentukan.
Pengaturan tidak berlaku yang menggunakan remot kontrol dengan kaki dan
kemudian dilepaskan Di dalam mesin las,selalu akan ditujukan dalam timer,
aliran gas dapat diatur dalam satuan waktu (time set), Sesudah mengatur satuan
waktu maka kemudian mengatur kecepatan aliran.
l.
Periksa aliran air pendingin dan juga periksa salurannya dengan cermat (apabila
menggunakan air sebagai media pendingin mulut pembakar/torch).
m.
Periksa crater eliminator control (jika menggunanakan sistem instalasi) dan
atur dengan tepat
n.
Gunakan peralatan yang diijinkan dan juga baju pengaman harus diperhatikan.
o.
Kondisi badan harus sehat agar supaya dalam proses pengelasan dapat
berkonsentrasi penuh.
p.
Memberi peringatan kepada orang yang berada di lingkungan pengelasan supaya
menghindari terkenanya cahaya maupun percikan api pengelasan
r.
Menggunakan peralatan kesalamatan kerja yang diijinkan.
s.
Pakai alat pelindung muka atau kaca mata agar supaya api nyala busur jangan
langsung kontak dengan mata atau bagian muka.
t.
Apabila nyala api busur tidak terputus-putus, maka jarak antara torch dengan
bahan yang dilas harus tetap dan torchnya jangan di naik turunkan sampai pada
ujung bahan yang dilas
u.
Ikuti prosedur akhir pekerjaan pengelasan
1.
Memutar switch “off” yang ada pada sumber daya (mesin las)., bila sudah selsai
pengelasan
2.
Tutup katup silinder argon.
HO 20
3.
Putar turn off air pendingin (bila digunakan)
4.
Putar switch off daya yang ada pada sumber daya (panel) juga kelengkapan yang
menaikan frequency.
5.
Lepaskan elektroda tungsten dari torch dan simpan pada tempat yang telah
ditentukan.
6.
Tempatkan torch pada tempat yang telah disediakan .
7.
Perlatan lainya dan bahan tambah dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
Gambar
18 : posisi pengelasan dengan TIG
Prosedur
pengelasan posisi bawah tangan
1.Gagangan
mulut pembakar (hold torch) depegang
antara dua jari yaitu ibu jari dengan telunjuk tangan kanan dan ditahan oleh
tangan bagian bawah.
Gambar
19 : Posisi memegang gagang mulut pembakar (torch)
2. Gagang
mulut pembakar cendrung membawa kearah belakang , oleh karena itu arahkan titik
pengelasan pada bagian yang akan disambung dengan sudut kemiringan elektroda
tungsten antara 750 - 850
sudut ini digunakan mulai proses penyambungan awal sampai berakhirnya
pengelasan.
Gambar
:20 : Posisi sudut elektroda tungsten dan arah pengelasan bawah tangan
3.
Remot kontrol yang menggunakan injakan kaki ditekan secara perlahan-lahan dan
dipertrahankan kesetabilannya tekanan imjakan , maka akan menghasilkan
penyalaan busur yang stabil ( penyalaan busur tepat pada ujung elektroda , bila
nyala busur tidak stabil pada posisi penyalaan frequensi tinggi, maka nyala
busur akan terputus pada saat sedang dijalankan
Catatan : Elektroda tidak harus selalu
disentuhkan pada pelat
4.
Bila nyala busur sudah stabil maka atur sudut pengelasan yang sesuai dengan
yang telah ditentukan dan remot kontrol yang diinjak oleh kaki sepenuhnya di
tekan. Panjang busur akan mencapai 0,8 mm ( 1/32 in), mulai dari pedal ditekan
spenuhnya kurang lebih 2 detik, maka cairan logam akan terlihat, apabila
pencairan logam ingin lebih cepat dari 2 detik maka harus ada penambahan arus
listrik dengan mengatur fungsi kontrol yang terletak pada mesin las
5.
Untuk gerakan arah maju dengan pengaturan arus/amper tepat dengan tebal pelat
yang dilas,maka bunyi dan bentuk nyala busur yang keluar dari mulut pembakar
akan halus
6.
Pada gerakan lurus dengan kecepatan pengelasan yang stabil akan membentuk
daerah cairan yang lebih cepat
7.
Cairan yang sempurna adalah cairan yang tidak mengandung terak ,buih atau
oksida
8.
Amati kedalaman cairan dan kepadatan logam. Hal ini merata atau sempurna
,apabila kecepatan pengelasan arah kanan sepurna.
9.
Apabila ujung torch sudah medekati ujung kiri logam yang di las, maka tekanan
pedal secara perlahan-lahan diangkat dan penyalaan busur akan berhenti.
10.
Simpan torch pada posisi lubang mengarah ke bawah dan alirkan gas argon kurang
lebih 10 sampai dengan 15 detik yang maksudnya untuk pendinginan elektroda
tungsten.
Ulangi
lagi dari awal tahapan/prosedur pengelasan tentang pengaturan mesin las, penggunanan peralatan bantu, penggunaan
peralatan keselamatan kerja, pemeliharaan,
cara menjalankan dan memutuskan busur las.
Pemeriksaan
hasil pengelasan secara visual
Lihat
bagian belakang pelat yang dilas apakah terjadi adanya penetrasi, jika tidak
terjadi adanya penetrasi dan hasil pencairan terkonsentrasi pada titik las,
maka hal ini persiapan dan kestabilan dalam pengelasan cukup baik, apabila
terjadi adanya penetrasi hal ini akibat dari terlalu besarnya arus yang
digunakan, ujung elektroda tidak terstandar, terlalu lambat kecepatan
pengelasan, permukaan pelat yang dilas dalam keadaan kotor.
Jika
hasil pembekuan cairan logam tidak mengkilap dan bersih sesudah dibersihkan
dengan sikat baja ,maka periksa kesesuaian tekanan aliran gas argon dengan
tebal pelat yang dilas.
Las
Catat (Tack weld)
Untuk
penyambungan dua sisi permukaan logam terlebih dahulu harus di las catat yang
maksudnya adalah untuk menghidari terjadinya perenggangan antara dua sisi
permukaan.Teknik las catat a - menggunakan backing bar.
Gambar 21 :
Las catat yang menggunan backing bar
Prosedur
las catat
1.
Atur dengan tepat untuk kondisi
pengelasan bahan yang digunakan dan sesuaikan aliran argonnya
2.
Goreskan ujung elektroda tungsten sampai menyala
3. Mulai mengelas dengan kecepatan yang stabil dan jarak elektroda
dengan pelat 4 sd 8 mm untuk pengelasan fillet, sedangkan untuk pengelasan butt
3 sd 5 mm (untuk elektroda yang dihubungkan AC sama dengan DC), sedangkan sudut
pengelasan yang digunakan adalah 650 – 750.
4. Bila daerah yang dipanaskan sudah mulai mencair maka masukan
bahan tambah, bahan tambah tersebut akan berpadu selain itu terjadi juga
penetrasi pada bagian celah antara dua sisi dan yang sambung pertama
disambung pada posisi tengah-tengah (1) dan atur jarak antara dua sisi pemukaan
sebelah kanan dan kiri (gap) jaraknya kurang lebih 2 mm apabila jarak antara
dua sisi permukaan tersebut sudah sama, maka selanjutnya membuat las catat
berikutnya (2) dan sampai pada las catat ke 3, 4, 5 dengan jarak yang sama, lihat
gambar 18
Gambar 22 : Urutan
las catat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar