Selasa, 21 Maret 2017

Persiapan Pengelasan Permukaan Logam


3.Persiapan pengelasan permukaan logam

3.1 Kondisi permukaan pelat yang akan disambung.
       Permukaan logam yang akan di las harus terbebas dari kotoran yang akan menghambat pencairan di daerah yang akan disambung. Untuk sambungan tumpang dan fillet agak sulit dibersihkan pada bagian sudut permukaan dan mudah terkontaminasi oleh zat lain.
Sebelum dilas permukaan logam dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin sikat baja, ampelas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan lain-lain.
            Mesin sikat baja                                  Zat kimia                     sikat baja atau sikat wool

 Gambar 14 :Jenis alat untuk membersihkan permukaan

    Zat kimia yang digunakan untuk membersihkan permukaan adalah trichlorethylene dan perchclorethylene,utamanya zat ini untuk membersihkan oli dan gemuk (grease)
Penggunaan zat kimia dalam membersihkan permukaan logam harus hati-hati, karena cairan zat ini akan berubah menjadi gas racun, oleh karena itu dalam proses membersihankan pelat harus memakai alat pengaman khususnya alat penutup sistem pernapasan.
3.2 Memasang peralatan
· Menginstal peralatan
            1. Pilih kabel sekunder yang sesuai dengan arus listrik pengelasan untuk pengelasan maksimum
            2. Kabel negatip (ground) hubungkan dengan meja kerja mengelas atau dengan pekerjaan yang dilas, maka arus yang digunakan untuk mengelas akan sepenuhnya berfungsi.
            3. Hubungkan kabel negatip (ground lead) dari unit pembangkit tenaga (mesin las) ke meja las.
            4. Hubungkan kabel mulut pembakar (torch) elektroda dengan pembangkit tenaga (mesin las)
            5. Pemasangan conector (penghubung) gas
Gambar 15 : Pemasangan peralatan las

     5. Pemasangan conector (penghubung) gas
a. Bersihkan lubang katup silinder sampai bersih dan bebaskan dari debu sebelum regulator dipasang
b. Masukan ulir regulator ke ulir katup pengeluran gas dari silinder (ulir kanan)
c. Ikuti petunjuk menurut buku pedoman untuk memasang selag gas dengan regulator

Gambar 16 : Membuka kran katup silinder

3.3 Memasang saluran air pendingin 
Gambar 7 : Sistem saluran daya, gas dan air pendingin

      Pendinginan dalam pengelasan dengan TIG digunakan air, air untuk pendinginan ini dilairkan dari  saluran yang dipompakan dari instalasi pipa air atau juga bisa digunakan pompa air tersendiri dan biasanya pompa air ini sudah merupakan satu unit dengan mesin las.
3.4 Pemilihan kondisi jenis arus listrik.
· Jenis Arus listrik
  Jenis Alternating Current (AC) atau Arus searah digunakan untuk pengelasan aluminum, magnesium, logam paduan Al,Mg, nikel, aluminum bronze.
Jenis Direct Current (DC) atau arus bolak-balik digunakan untuk pengelasan Baja, baja paduan, stainless steels, tembaga, tembaga paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan logam reaktif lainnya.
· Tingkatan arus.
    Pemilihan arus pengalasan harus menghasilkan :
a Cairan las bahan tambah dengan bahan yang dilas berpadu dengan baik.
b. Penetrasi cairan sangat memadai.

· Ketepatan dalam pemilihan tingkat arus listrik harus berdasarkan :
a. bahan yang akan dilas.
b. Tebal bahan yang akan dilas.
c. Jenis sambungan.
d. Posisi pengelasan
e. Jenis elektroda yang digunakan.
f. Jenis penjepit (holder) elektroda

3.5 Petunjuk umum pengelasan dengan TIG.
a. Lengkapi alat keselamatan kerja dan pelajari prosedur cara penanggulangan apabila terjadi kecelakaan
b. Periksa kabel ground lead yang dihubungkan dengan meja dan sumber daya
c. Periksa sistem sambungan –sambungan (conector) saluran yang menghubungkan terhadap mulut pembakar (torch)
d. Periksa kekakuan dan kekenyalan selang gas argon, kabel listrik dan selang air juga yang yang sifatnya menghambat kelancaran aliran
e. Periksa switched on sumber daya listrik yang ada pada mesin las.
f. Periksa dan bersihkan katup pengeluaran gas dari silinder argon.
g. Periksa ukuran nozel gas dan cocokan dengan ukuran mulut pembakar (torch)
h. Periksa jenis dan diameter elektroda tungsten yang akan dipakai juga kondisi ujung yang akan dipakai sudutnya dipersiapkan dengan tepat.
i. Periksa peralatan yang ada keterkaitannya dengan elektroda yang akan dipergunakan
j. Atur semua alat ukur penujukan pengelasan untuk perubahan dan setel kembali  yang tepat
k. Periksa kecepatan aliran gas argon dan atur dengan tepat. Kecepatan aliran gas harus selalu diperiksa dan disesuaikan dengan aturan yang telah ditentukan. Pengaturan tidak berlaku yang menggunakan remot kontrol dengan kaki dan kemudian dilepaskan Di dalam mesin las,selalu akan ditujukan dalam timer, aliran gas dapat diatur dalam satuan waktu (time set), Sesudah mengatur satuan waktu maka kemudian mengatur kecepatan aliran.
l. Periksa aliran air pendingin dan juga periksa salurannya dengan cermat (apabila menggunakan air sebagai media pendingin mulut pembakar/torch).
m. Periksa crater eliminator control (jika menggunanakan sistem instalasi) dan atur dengan tepat
n. Gunakan peralatan yang diijinkan dan juga baju pengaman harus diperhatikan.
o. Kondisi badan harus sehat agar supaya dalam proses pengelasan dapat berkonsentrasi penuh.
p. Memberi peringatan kepada orang yang berada di lingkungan pengelasan supaya menghindari terkenanya cahaya maupun percikan api pengelasan
r. Menggunakan peralatan kesalamatan kerja yang diijinkan.
s. Pakai alat pelindung muka atau kaca mata agar supaya api nyala busur jangan langsung kontak dengan mata atau bagian muka.
t. Apabila nyala api busur tidak terputus-putus, maka jarak antara torch dengan bahan yang dilas harus tetap dan torchnya jangan di naik turunkan sampai pada ujung bahan yang dilas
u. Ikuti prosedur akhir pekerjaan pengelasan
1. Memutar switch “off” yang ada pada sumber daya (mesin las)., bila sudah selsai pengelasan
2. Tutup katup silinder argon.
HO 20
3. Putar turn off air pendingin (bila digunakan)
4. Putar switch off daya yang ada pada sumber daya (panel) juga kelengkapan yang menaikan frequency.
5. Lepaskan elektroda tungsten dari torch dan simpan pada tempat yang telah ditentukan.
6. Tempatkan torch pada tempat yang telah disediakan .
7. Perlatan lainya dan bahan tambah dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
Gambar 18 : posisi pengelasan dengan TIG

Prosedur pengelasan posisi bawah tangan
1.Gagangan mulut pembakar (hold torch)  depegang antara dua jari yaitu ibu jari dengan telunjuk tangan kanan dan ditahan oleh tangan bagian bawah.
  

Gambar 19 : Posisi memegang gagang mulut pembakar (torch)

2. Gagang mulut pembakar cendrung membawa kearah belakang , oleh karena itu arahkan titik pengelasan pada bagian yang akan disambung dengan sudut kemiringan elektroda tungsten antara 750 - 850  sudut ini digunakan mulai proses penyambungan awal sampai berakhirnya pengelasan.


Gambar :20 : Posisi sudut elektroda tungsten dan arah pengelasan bawah tangan

3. Remot kontrol yang menggunakan injakan kaki ditekan secara perlahan-lahan dan dipertrahankan kesetabilannya tekanan imjakan , maka akan menghasilkan penyalaan busur yang stabil ( penyalaan busur tepat pada ujung elektroda , bila nyala busur tidak stabil pada posisi penyalaan frequensi tinggi, maka nyala busur akan terputus pada saat sedang dijalankan
     Catatan : Elektroda tidak harus selalu disentuhkan pada pelat
4. Bila nyala busur sudah stabil maka atur sudut pengelasan yang sesuai dengan yang telah ditentukan dan remot kontrol yang diinjak oleh kaki sepenuhnya di tekan. Panjang busur akan mencapai 0,8 mm ( 1/32 in), mulai dari pedal ditekan spenuhnya kurang lebih 2 detik, maka cairan logam akan terlihat, apabila pencairan logam ingin lebih cepat dari 2 detik maka harus ada penambahan arus listrik dengan mengatur fungsi kontrol yang terletak pada mesin las
5. Untuk gerakan arah maju dengan pengaturan arus/amper tepat dengan tebal pelat yang dilas,maka bunyi dan bentuk nyala busur yang keluar dari mulut pembakar akan halus
6. Pada gerakan lurus dengan kecepatan pengelasan yang stabil akan membentuk daerah cairan yang lebih cepat
7. Cairan yang sempurna adalah cairan yang tidak mengandung terak ,buih atau oksida
8. Amati kedalaman cairan dan kepadatan logam. Hal ini merata atau sempurna ,apabila kecepatan pengelasan arah kanan sepurna.
9. Apabila ujung torch sudah medekati ujung kiri logam yang di las, maka tekanan pedal secara perlahan-lahan diangkat dan penyalaan busur akan berhenti.
10. Simpan torch pada posisi lubang mengarah ke bawah dan alirkan gas argon kurang lebih 10 sampai dengan 15 detik yang maksudnya untuk pendinginan elektroda tungsten.

      Ulangi lagi dari awal tahapan/prosedur pengelasan tentang pengaturan mesin las,  penggunanan peralatan bantu, penggunaan peralatan keselamatan kerja, pemeliharaan,  cara menjalankan dan memutuskan busur las.

Pemeriksaan hasil pengelasan secara visual
Lihat bagian belakang pelat yang dilas apakah terjadi adanya penetrasi, jika tidak terjadi adanya penetrasi dan hasil pencairan terkonsentrasi pada titik las, maka hal ini persiapan dan kestabilan dalam pengelasan cukup baik, apabila terjadi adanya penetrasi hal ini akibat dari terlalu besarnya arus yang digunakan, ujung elektroda tidak terstandar, terlalu lambat kecepatan pengelasan, permukaan pelat yang dilas dalam keadaan kotor.
Jika hasil pembekuan cairan logam tidak mengkilap dan bersih sesudah dibersihkan dengan sikat baja ,maka periksa kesesuaian tekanan aliran gas argon dengan tebal pelat yang dilas.
Las Catat (Tack weld)
Untuk penyambungan dua sisi permukaan logam terlebih dahulu harus di las catat yang maksudnya adalah untuk menghidari terjadinya perenggangan antara dua sisi permukaan.Teknik las catat a - menggunakan backing bar.

                                    Gambar 21 : Las catat yang menggunan backing bar

Prosedur las catat
1. Atur dengan tepat untuk  kondisi pengelasan bahan yang digunakan dan sesuaikan aliran argonnya
2. Goreskan ujung elektroda tungsten sampai menyala
3. Mulai mengelas dengan kecepatan yang stabil dan jarak elektroda dengan pelat 4 sd 8 mm untuk pengelasan fillet, sedangkan untuk pengelasan butt 3 sd 5 mm (untuk elektroda yang dihubungkan AC sama dengan DC), sedangkan sudut pengelasan yang digunakan adalah 650 – 750.
4. Bila daerah yang dipanaskan sudah mulai mencair maka masukan bahan tambah, bahan tambah tersebut akan berpadu selain itu terjadi juga penetrasi pada bagian celah antara dua sisi dan yang sambung pertama disambung pada posisi tengah-tengah (1) dan atur jarak antara dua sisi pemukaan sebelah kanan dan kiri (gap) jaraknya kurang lebih 2 mm apabila jarak antara dua sisi permukaan tersebut sudah sama, maka selanjutnya membuat las catat berikutnya (2) dan sampai pada las catat ke 3, 4, 5 dengan jarak yang sama, lihat gambar 18








Gambar 22 : Urutan las catat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar